BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan operasional
perusahaan biasanya perusahaan akan dihadapkan dalam berbagai kemungkinan,
kemungkinan yang harus diputuskan untuk dipilih, tentunya pilihan yang
bertujuan untuk menambah manfaat atau Value
added dalam perusahaan, meningkatka laba dan mengurangi kerugian dan biaya.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut diantaranya tentang
Membeli atau membuat, menjual atau memproses lebih lanjut produk yang
diproduksi,melihat oportunity cost
dan lain-lain.
Adanya fenomena tersebut tentunya sangat menarik
sekali untuk kita bahas dan kita presentasikan guna menambah wawasan dan
pengetahuan lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Keputusan Membuat Atau Membeli
Agar
produk sampai ditangan konsumen, ada beberapa langkah yang harus dijalani.
Sebagai contoh, perhatikan seluruh langkah yang diperlukan untuk mengembangkan
dan menjual sebuah produk seperti peranti lunak penyusunan laporan pajak ditoko
ritel. Pertama, peranti lunak harus
dikembangkan, yang melibatkan ahli teknik peeranti lunak yang sangat terlatih
dan sejumlah upaya besar manajemen proyek. Lalu produk tersebut harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat diserahkan kepelanggan.
Integrasi
Vertikal memberikan keuntungan tertentu. Perusahaan yang terintegrasi dapat
mengurangi keteregantungannya dari pemasok dan dapat merancang alur komponen
dan bahan baku dengan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
terintegrasi. Selain itu, perusahaan yang terintegrasi dapat juga memperoleh
laba dari komponen atas bahan yang “dibuat” dari pada yang “dibeli”, bersama
dengan laba yang diperoleh dari kegiatan reguler.
Keuntungan itegrasi vertikal diimbangi dengan keuntungan
menggunakan pemasok luar. Dengan mengumpulkan permintaan dari sejumlah
perusahaan, pemasok akan dapat menikmati skala ekonomis dalam riset dan
pengembangan dan dalam proses produksinya. Skala ekonomis dapat mendorong kualitas
yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan apabila
membuat sendiri komponen yang diperlukan. Meskipun demikian, perusahaan harus
tetap melakukan kendali atas seluruh aktifitas utama untuk mempertahankan
posisi kompetitif.
Contoh
Keputusan Membuat atau Membeli :
1. Keputusan
membuat.
Untuk
memberikan ilustrasi keputusan membuat atau membeli, perhatikan Mountain Goat
Cycles. Saat ini perusahaan memproduksi roda gigi berkekuatan tinggi yang
digunakan untuk produk sepeda gunungnya yang sangat populer. Departemen
akuntansi perusahaan melaporkan biaya – biaya berikut ini untuk memproduksi
8.000 unit roda gigi secara internal setiap tahun :
Per Unit
|
8.000 Unit
|
|
Bahan Langsung
|
$ 6
|
$ 48.000
|
Tenaga Kerja Langsung
|
4
|
32.000
|
Overhead variable
|
1
|
8.000
|
Gaji Supervisor
|
3
|
24.000
|
Depresiasi Peralatan
Khusus
|
2
|
16.000
|
Alokasi Overhead umum
|
5
|
40.000
|
Total biaya
|
$ 21
|
$ 168.000
|
Pomasok
luar menawarkan untuk manjual roda gigi ke Mountain Goat Cycles sebanyak 8.000
per tahun dengan harga $19 per unit.
Untuk
mengetahui selisih antara membuat atau membeli cara menghitungnya adalah dengan
menghilangkan biaya-biaya yang tidak Relevan atau yang tidak bisa dihindari
ketika perusahaan membeli barang, dan menghitung biaya relevan diselisihkan
dengan harga beli ke supplier.
Keterangan
|
Total Biaya Relevan
8.000 Unit
|
|
Membuat
|
Membeli
|
|
Bahan baku langsung
(8.000 unit @ $6 per unit)
|
$ 48.000
|
|
Tenaga kerja langsung
(8.000 unit @ $4 per unit)
|
32.000
|
|
Overhead variabel (8.000
@ $1 per unit)
|
8.000
|
|
Gaji Supervisor
|
24.000
|
|
Deperesiasi peralatan
khusus (tidak relevan)
|
||
Alokasi biaya Overhead
(tidak relevan)
|
||
Harga beli dari luar
|
$ 152.000
|
|
Total biaya
|
$
112.000
|
$
152.000
|
Selisih Menguntungkan
dari membuat sendiri
|
$ 40.000
|
*Maka perusahaan lebih baik membuat sendiri. Karena
biaya membuat sendiri roda gigi lebih rendah $40.000.
2.
Keputusan membeli.
Keputusan
membeli terjadi ketika biaya yang dikeluarkan untuk membuat lebih besar dari
pada biaya yang dieluarkan untuk membeli. Seperti contoh berikut :
Rincian
Biaya pembuatan suku cadang pada PT “ Angin Ribut” adalah sebagai berikut (Jml
Produksi : 100.000 unit)
Biaya Bahan baku
………………… Rp. 500.000
Biaya
tenaga kerja Rp. 2.000.000
Biaya
Overhead Variable Rp. 800.000
Biaya
Overhead Tetap
Biaya
tetap langsung.
Biaya
Supervisi Rp. 500.000
Biaya
Sewa equipment Rp. 700.000
BIaya
Tetap tidak langsung . Rp. 3.000.000
Total Biaya. Rp. 7.500.000
Jika
perusahaan membeli dari pihak luar, maka harga yang ditawarkan adalah sebesar
Rp. 70 per unit. (Rp.70 x 100.000 unit = Rp. 7.000.000). maka perusahaan lebih
baik membeli dari pada membuat lebih lanjut.
2. Opportunity Cost
(Biaya Peluang)
Difinisi Oportunity Cost (Biaya Peluang) adalah biaya yang dikeluarkan ketika memilih
suatu kegiatan, bukan biaya sehari-sehari, biaya peluang muncul dari kegiatan
alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Contoh,
Jika
ruangan yang sekarang ini digunakan untuk memproduksi roda gigi menjadi menganggur
dan tidak digunakan, maka Mountain Goat Cycles sebaiknya memutuskan untuk tetap
memproduksi sendiri roda gigi dan menolak tawaran pemasok. Ruangan kosong yang
tidak memiliki alternatif penggunaannya tidak memiliki biaya peluang.
Sebagai
ilustrasi, anggaplah ruangan yang sekarang digunakan untuk memproduksi roda
gigi dapat digunakan untuk memproduksi sepeda model baru yang dapat memberikan
margin segmen sebesar $60.000 per tahun. Dengan kondisi tersebut, Mountain Goat
Cycles akan lebih baik menerima tawaran dari konsumen dan menggunakan ruangan
tersebut untuk lini produk yang baru :
Membuat
|
Membeli
|
|
Total biaya tahunan
|
$
112.000
|
$
152.000
|
Biaya peluang – Margin segmen yang
hilang
|
||
Atas potensi lini produk baru
|
60.000
|
|
Total biaya
|
$
172.000
|
$
152.000
|
Selisih menguntungkan membeli dari
pemasok luar
|
$
20.000
|
Biaya
peluang tidak tercatat dalam buku besar umum perusahaan karena tidak
menunjukkan pengeluaran biaya yang sesungguhnya terjadi, tetapi menunjukkan manfaat
ekonomis yang hilang sebagai akibat diambilnya tindakan tertentu.
3. Pesanan
Khusus
Menejer harus selalu mengevaluasi apakah pesanan
khusus diterima dan apabila diterima berapakah harga yang ditetapkan untuk
pesanan khusus tersebut. Pesanan Khusus (Special Order) adalah pesanan pada
waktu tertentu yang bukan merukan hasil dan kegiatan normal perusahaan. Sebagai
contoh, Mountain Goat Cycles baru saja menerima permintaan dari Seattle Police
Departement untuk memproduksi sepeda yang dimodifikasi sebanyak 100 unit dengan
harga $179 per unit. Sepeda tersebut akan digunakan untuk berpatroli didaerah
yang padat. Mountain Goat Cycles dapat dengan mudah memodifikasi City Crusier
untuk memenuhi spesifikasi yang diminta oleh Seattle Police. Harga normal jenis
City Crusier adalah $249 per unit dan harga produksinya $182 seperti tersaji
dibawah ini :
Bahan baku langsung
|
$ 86
|
Tenaga kerja langsung
|
45
|
Okverhead manufaktur
|
51
|
Biaya produksi per unit
|
$ 182
|
Bagian vaeriable dari overhead manufaktur diatas
adalah $6 per unit. Pesanan tersebut tidak akan memiliki dampak terhadap total
biaya tetap overhead pabrik.
Modifikasi yang diminta oleh Seattle Police
Departeemnt meliputi penambahan tempat menaruh radio, tonglkat polisi, dan roda
gigi tambahan. Modifikasi ini menyebabkan penambahan biaya variable sebesar
$17. Selanjutnya perusahaan harus membayar $1.200 kestudio desain untuk membuat
desain dan stensil yang akan digunakan untuk memasang lambang kepolisian dan
lainnya disepeda tersebut.
Karena biaya overehead tetap tidak akan terpengaruh
oleh pesanan tersebut, biaya tersebut tidak akan bertambah dan tidak relevan.
Peningkatan laba bersih perusahaan dapat dihitung dengan cara berikut :
Per Unit
|
Total 100
Sepeda
|
|
Peningkatan
penjualan
|
$ 179
|
$ 17.900
|
Penambahan biaya :
|
||
Biaya
variabel :
|
||
Bahan langsung
|
86
|
8.600
|
Tenaga kerja langsung
|
45
|
4.500
|
Overhead manufaktur variabel
|
6
|
600
|
Modifikasi khusus
|
17
|
1.700
|
Total Biaya Variabel
|
$ 154
|
$ 15.400
|
Biaya
tetap :
|
||
Pembelian stensil
|
1.200
|
|
Total penambahan biaya
|
16.600
|
|
Penambahan laba bersih
|
$ 1.300
|
Oleh karena itu, meskipun pesanan khusus seharga
$179 dibawah biaya produksi normal $182 dan pesanan khusus tersebut menimbulkan
biaya tambahan, pesanan khusus tersebut akan meningkatkan laba bersih
perusahaan.
4. Penggunaan
Sumber Daya yang Terbatas
Manager terus – menerus dihadapkan pada masalah
bagaiman sumber daya yang terbatas digunakan. Pada saat keterbatasan sumber
daya tersebut membatasi kemampuan perusahaan untuk memuaskan kebutuhannya,
perusahaan dapat mengatakan bahwa merka menghadapi kendala (Constraint). Karena
sumber daya yang terbatas perusahaan tidak dapat memenuhi ambisinya, sehingga
menejer harus memutuskan bagaimana
sumber daya yang terbatas tersebut digunakan. Biaya tetap selalu tidak terpengaruh
oleh pilihan yang dibuat oleh manager sehingga manager harus memilih tindakan
yang akan mamaksimumkan total margin kontribusi.
5.
Menjual
atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
Kasus
ini terjadi ketika perusahaan sedang mengalami permasalahan terkait dengan
biaya gabungan yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan apa yang akan
dikerjakan terhadap produk dari titik pisah ke tahap selanjutnya.
Pada
beberapa industri terdapat beberapa produk yang dihasilkan dari proses atau
dengan menggunakan bahan yang sama. Misalnya pengeboran minyak bumi akan
menghasilkan gas, minyak tanah, bensin dll.
Produk-produk
yang diolah dengan menggunakan bahan baku yang sama disebut produk bersama (joint
products). Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana produk
tersebut memiliki dua pilihan “diolah lebih lanjut” atau “dijual ke pasaran”, Titik
tersebut dinamakan Split-Off point, Biaya yang dikorbankan sampai dengan
Split-Off point disebut joint cost , sedangkan biaya yang
dikorbankan setelah proses tersebut dinamakan separable cost. Biaya
relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah Split-Off point dan
tambahan penghasilan penjualan.
Contoh Soal :
Santa Maria Wool
Cooperative mengorbankan Rp.200.000 sebagai biaya gabungan untuk mengolah tiga
macam Wol, dengan biaya pemisah Rp.40.000, dan tanpa dicelup tiga produk
tersebut dapat dijual masing-masing Wol kasar tanpa dicelup Rp.120.000, Wol
bagus tanpa dicelup Rp.150.000, dan Wol super tanpa dicelup Rp.60.000 jika wol diproses lebih lanjut dengan dilakukan
proses pencelupan maka biaya masing-masing adalah wol kasar Rp.50.000,wol bagus
Rp.60.000 dan wol super Rp.10.000 dengan nilai jual final Rp.160.000,Rp.240.000
dan Rp.90.000,-
Analisa
profitabilitas keseluruhan operasional :
Nilai jual akhir gabungan
(Rp.160.000+Rp.240.000+Rp.90.000) Rp.490.000
Dikurangi biaya produksi produk akhir
Harga pokok wol Rp.200.000
Biaya pemisahan wol Rp.40.000
Biaya celup gabungan
(Rp.50.000+Rp.60.000+Rp.10.000) Rp.120.000 Rp.360.000
Laba Rp.130.000
Tampilan diatas menyajikan keuangan gabungan
produksi wol oleh Santa Maria Wool Cooperative, tanpa memisahkan mana produksi
yang menguntungkan dan merugikan. Cara tepat untuk menentukan pilihan antara
menjual atau memproses lebih lanjut adalah dengan analisa berikut :
Analisa menjual atau memproses lebih lanjut :
|
Wol Kasar
|
Wol Bagus
|
Wol Super
|
Nilai jual fial setelah proses lebih lanjut
|
Rp.160.000
|
Rp.240.000
|
Rp.90.000
|
Dikurangi nilai jual pada saat titik pisah
|
Rp.120.000
|
Rp.150.000
|
Rp.60.000
|
Pendapatan tambahan dari proses lebih lanjut
|
Rp.40.000
|
Rp.90.000
|
Rp.30.000
|
Dikurangi biaya pemrosesan lebih lanjut (celup)
|
Rp.50.000
|
Rp.60.000
|
Rp.10.000
|
Laba (rugi) dari pemrosesan lebih lanjut
|
Rp.(10.000)
|
Rp.30.000
|
Rp.20.000
|
Analisis tersebut menunjukkan bahwa perusahaan lebih
baik menjual wol kasar dari memproses lebih lanjut. Sedangkan produk yang
lainnya harus diproses lebih lanjut dan dilakukan pencelupan sebelumnya.
Daftar
Pustaka
Garrison, Noreen dan Brewer,
Manageral Accounting, Salemba Empat 2007